Kamis, 01 Maret 2018

PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN



1.      Pengertian Sistem Pembelajaran
Sistem berasal dari bahasa latin dan bahasa Yunani, systema dan sustema yang kemudian dikenal sebagai sistem. Sistem secara umum dikatakan sebagai gabungan dari beberapa komponen yang saling terhubung untuk mempermudah dalam mencapai tujuan. Sanjaya (2013: 2) mengemukakan bahwa sistem adalah satu kesatuan yang saling terhubung untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya pada manusia terdiri dari beberapa komponen yang saling terhubung seperti, mata, hidung, telinga, tangan, kaki dan sebagainya. Setiap komponen memiliki fungsi seperti, mata untuk melihat, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar dan lain sebagainya. Apabila satu komponen sakit maka akan berpengaruh pada komponen lain. Oleh karena itu suatu komponen akan saling berpengaruh dalam suatu sistem.

Hamalik (Sanjaya, 2013: 2) berpendapat bahwa sistem dikatakan sebagai suatu rancangan yang tidak berwujud berupa seperangkat komponen yang saling terhubung untuk mencapai suatu tujuan. Ruestiyah (Sanjaya, 2013: 2) juga berpendapat bahwa sistem merupakan gabungan dari beberapa bagian yang teratur sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem dapat dikatakan sebagai suatu gabungan dari beberapa konsep yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sanjaya (2013: 2) mengungkapkan tiga ciri utama dalam suatu sistem yaitu: pertama, suatu sistem memiliki tujuan tertentu: kedua, sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan: ketiga, sebuah sistem harus dibantu oleh komponen-komponen agar dapat menggerakkan fungsi.
Dalam sistem pembelajaran tentu memiliki unsur-unsur yang ada di dalamnya, seperti siswa dan guru serta semua stakeholder yang mendukung dalam proses pembelajaran. Selain itu terdapat unsur lain seperti alat dan sumber belajar, fasilitas penunjang selama proses pembelajaran, serta langkah-langkah atau kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (Sanjaya, 2013: 6) bahwa sistem pembelajaran adalah suatu gabungan yang terorganisasi yang meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Sebagai suatu sistem, setiap unsur akan saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ketercapaian tujuan merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu sistem pembelajaran. Dalam hal ini siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran harus mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, tugas seorang guru (Sanjaya, 2013:7) meliputi tiga hal pokok yaitu: pertama, sebagai perencana yang mengorganisasikan agar semua komponen dapat berperan dengan baik, karena apabila terdapat satu komponen yang tidak berfungsi akan mempengaruhi komponen yang lain sehingga dapat merusak suatu sistem. Kedua, sebagai pelaksana yang melaksanakan sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah direncanakan, dan ketiga mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran agar dapat mengukur keberhasilan dan ketepatan dalam menjalankan suatu sistem pembelajaran.

2.      Pendekatan Sistem Pembelajaran
Dari rancangan sistem berkembang beberapa istilah yang berkaitan yaitu, pandangan sistem, pendekatan sistem, analisis sistem, dan sintesa sistem. Pandangan sistem merupakan kebiasaan dalam melihat suatu benda atau peristiwa dalam hidup sebagai suatu sistem. Jika pandangan sistem ini diterapkan dengan tujuan untuk menyelesaikan berbagai masalah, maka kegiatan ini dapat disebut dengan pendekatan sistem. Pada pelaksanaan pendekatan sistem melakukan kegiatan identifikasi terhadap berbagai sub sistem dan memahami hubungan dari masing-masing sub sistem maka kegiatan ini dapat dikatakan sebagai analisis sistem. bila suatu sub sistem ditambah dan dipadukan dengan sub lainnya maka proses ini dikatakan sebagai sintesa sistem. (Us dan Harmi, 2010: 37)
Pendekatan sistem menurut Ruestiyah (Us dan Harmi, 2010: 37) merupakan pelaksanaan yang pragmatis dari metode ilmiah, dan merupakan paduan dari metode pemecahan masalah yang berhasil dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian dari materi yang diteliti. Arief (Us dan Harmi, 2010: 37) juga berpendapat bahwa pendekatan sistem merupakan suatu proses yang dikembangkan secara teratur untuk mencari solusi yang tepat dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan sistem merupakan cara yang disusun untuk melakukan suatu kegiatan dalam suatu sistem.
Pendekatan sistem dalam pembelajaran tidak hanya berjalan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi juga memperhatikan perkembangan dalam sikologi belajar sistemik, yang dilandasi dengan prinsip-prinsi behavioristik dan humanistic, serta sesuai dengan kenyataan dalam masyarakat. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran (Hamalik, 2012: 126) meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang menjadi landasan sikap bagi perancang suatu sistem yang terarah pada kenyataan, sedangkan aspek proses adalah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual. Pada intinya suatu sistem filosofis merupakan suatu keseluruhan dari sejumlah komponen yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya, sedangkan aspek proses lebih menekankan pada kemampuan dalam merumuskan tujuan secara operasinal, mengembangkan deskripsi tugas secara lengkap dan akurat, dan melaksanakan analisi-analisis tugas-tugas.
Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran (Hamalik, 2012: 126) terdiri dari dua ciri yaitu:
a.       Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar berupa interaksi antara guru dan siswa, serta memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif
b.      Penggunaan metodelogi untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran yang bertujuan untuk pembelajaran tertentu.
Pola pendekatan sistem pembelajaran dapat disajikan dalam bagan arus (flow chart) (Hamalik, 2012: 127). Pada bagan tersebut digambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu:
a.       Identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan (merumuskan masalah)
b.      Analisis kebutuhan untuk mentransformasikannya menjadi tujuan-tuuan pembelajaran (analisis masalah)
c.       Merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan)
d.      Pelaksanaan pembelajaran (eksperimental)
e.       Menilai dan merevisi.
Meskipun pola bagan bersifat linear, namun sebenarnya pemecahan masalah tersebut merupakan lompatan ke depan berdasarkan pemahaman saat itu juga dan umpan balik untuk mengubah atau melakukan perbaikan terhadap langkah-langkah sebelumnya. Sistem berpikir melibatkan kegiatan intelektual pada setiap langkah sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Pada setiap langkah terdapat aturan, namun tidak mengatur semua peristiwa, melainkan petunjuk berpikir dan bukan merupakan proses berpikir yang bersifat mekanistik sehingga penggunaan bagan tersebut terlihat kurang efektif, tetapi ternyata hal tersebut tidak benar.
Sumber:
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaa & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group 
Us, Kasful Anwar dan Harmi, Hendra. 2010. Perencanaan Sistem Pembelajran KTSP. Bandung: Alfabeta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN

1.       Pengertian Sistem Pembelajaran Sistem berasal dari bahasa latin dan bahasa Yunani, systema dan sustema yang kemudian dikenal ...